Pascasarjana-UMSU || Umat Islam harus menjadi kuat dan berkemajuan.Selain itu tidak zunud ( berpikiran mandeg) melainkan harus memiliki pemikiran yang luas agar tidak menjadi Islam yang sontoloyo seperti yang disebutkan Presiden RI pertama Soekarno di dalam bukunya “Di Bawah Bendera Revolusi”.
Mantan Wakil MPR RI Drs H Hajrianto Thohari, MA yang juga Ketua PP Muhammadiyah mengatakan, KH Ahmad Dahlan sebelum Indonesia merdeka pernah mengatakan umat Islam harus berkemajuan.Syaratnya harus senantiasa menjalankan anjuran agama dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Apa yang dingatkan KH Ahmad Dahlan kepada umat Islam mengandung konteks yang sama dengan apa yang dirasakan dan harapan pada Islam oleh Presiden Soekarno saat dia berusia 30-an tahun yang dituangkannya dalam buku besarnya itu yang terdapat judul “Islam Sontoloyo”.
“Dalam suasana Syawal, dan apa yang paling penting setelah Idul Fitri 1437 H ini, umat Islam khususnya warga Muhammadiyah agar menjadi manusia baru yang punya semangat untuk maju, semangat bekerja lebih baik. Ini bisa kita lakukan jika kita mau bersungguh-sungguh dan tidak memutus tali silaturahim,” kata Hajrianto Thohari di hadapan seribuan warga Muhammadiyah Se Sumatera Utara yang hadir dalam acara Silaturahim Syawal 1437 H di pelataran parkir Kampus Pascasarjana UMSU Jalan Denai Medan, Minggu (24/7).
Hadir pada acara itu Rektor UMSU Dr Agussani, MAP, Wakil Rektor Dr Muhammad Arifin Gultom, Akrim, MPdi, Rudianto, M.Si, pimpinan fakultas, para dosen, ibu-ibu Aisyiyyah, pimpinan cabang dan daerah Muhammadiyah Se Sumut, Ketua PW Muhammadiyah Sumut Prof Dr Hasyimsyah Nasution serta para mantan Ketua PW Muhammadiyah.Selain itu turut hadir Ketua PW Nahdlatul Ulama Sumut Drs Afifuddin Lubis, M.Si, mewakili Kapoldasu dan anggota DPRD. Arti Sontoloyo yang dimaksud Presiden Soekarno, menurut Hajrianto adalah orang Islam yang konyol dan tidak becus dalam segala hal sebagaimana arti kata (sontoloyo) itu dikutipnya dalam KBBI edisi 4 tahun 2011. Hajrianto mengutip Soekarno bahwa umat Islam bisa menjadi kuat apabila mereka tidak Zunud atau berfikir mandeg dan tidak ada kemajuan seperti dari dulu sampai sekarang masih soal qunut saja.Selain itu, mandeg pada urusan atau perdebatan Ushal lii (niat shalat) terus atau permasalahan Syiah dan Sunni yang tidak kunjung selesai.
Hajrianto mengajak umat Islam harus berfikir luas dan mau belajar. Khusus kepada warga Muhammadiyah harus mau bekerja keras, profesional, serius serta fokus dalam mengurus organisasi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah untuk mencerdaskan umat dan bangsa menuju Indonesia berkemajuan. Hal itu sudah dilakukan Rektor UMSU Dr Agussani dalam mengelola amal usaha UMSU telah berkontribusi meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Sumut. Untuk itu PP Muhammadiyah mengapresiasi kepemimpinan UMSU sekarang yang fokus, serius serta profesional tanpa terlibat dalam urusan politik. “Uruslah UMSU yang sudah berkembang ini dengan sebaik-baiknya. Jangan lirik politik, jika kita sedang diamanahkan mengurus persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah,” katanya.
Selama satu jam Hajrianto menyampaikan pemikiranya pada acara silaturahim Syawal itu kembali menegaskan makna dari konsep Indonesia berkemajuan yang diusung Muhammadiyah pada Muktamar di Makassar untuk membangun bangsa ini. Berkemajuan dalam pandangan Muhammadiyah yakni maju dalam semangat, alam pikiran dan berorientasi masa depan. Gerakan dakwah Muhammadiyah tidak untuk dengan mudah mengkafirkan apalagi menyesatkan orang. Untuk itu warga Muhammadiyah perlu pikiran yang luas. Selain itu menjadi kebih baik secara material dan spritual serta harus lebih unggul. Untuk dalam konteks silaturahim Syawal, Hajrianto mengajak umat Islam dan warga Muhammadiyah tidak mudah memutuskan tali silaturahim agar kita mendapat rahmat dari Allah Swt sehingga Islam dan bangsa ini menjadi kuat dan berkemajuan. Bisa saja banyak bangsa ini tidak mendapat rahmat atau kasih sayang dari Allah dari berbagai persoalan yang terjadi di Tanah Air karena pemimpinnya tidak pandai bersilaturahim.
Hasil kerja keras
Sebelumnya, Rektor UMSU Dr Agussani, MAP dalam acara itu menyampaikan UMSU telah berperan mencetak lulusan yang unggul cerdas dan terpercaya sehingga mampu bersaing di pasar kerja. Selain itu berkontribusi mencerdaskan masyarakat Sumut, Aceh dan provinsi terdekat.Tahun ini, lanjutnya, memasuki seleksi gelombang 3 telah menerima sekitar 4.000 lebih calon mahasiswa baik yang telah lulus dan pendaftar baru dengan kuota tahun ini 6.200 calon mahasiswa di luar Fakultas Kedokteran. Biasanya setiap tahun angka pendaftar mencapai 9.000 sampai 10.000 orang. Untuk mencetak lulusan yang islami, UMSU menyiapkan program KIAM bagi mahasiswa baru. Selain itu UMSU tidak mentolerir pendaftar yang terlibat narkoba. Pada seleksi gelombang 1 dan 2 terdapat 44 pendaftar terindikasi narkoba dan langsung kepesertaannya digugurkan. Rektor mengharapkan seleksi pada gelombang 3 ini nenghasilkan calon mahasiswa yang benar-benar memenuhi persyaratan yang ditentukan termasuk bebas dari pengaruh narkoba. Terkait peningkatan SDM pengajar, rektor melaporkan kepada PP Muhammadiyah bahwa UMSU telah menyekolahkan 58 dosen pada jenjang Strata 3. UMSU juga mengirim dosen dari Fakultas Kedokteran untuk studi ke Thailand. Rektor mengatakan semua prestasi yang diraih UMSU hasil kerja keras semua sivitas akademika termasuk UMSU terpilih secara nasional menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan seminar penyatuan kalender Islam dunia yang akan dihadiri Menteri Agama pada Agustus mendatang.