Pascasarjana UMSU~Medan || Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar kegiatan “Visiting Lecture” atau Kuliah Kunjungan dengan menghadirkan dosen tamu Dr Habee Bullah bin Affandy dari Faculty of Business and Communication, Universiti Malaysia Perlis (UNIMAP).
Kuliah Kunjungan yang diikuti oleh puluhan mahasiswa Prodi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana ini digelar di Auditorium Kampus PPs UMSU, Jalan Denai 217 Medan, Sabtu (9/12/2023).
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Prodi Mikom UMSU Rahmanita Ginting MSc PhD dan Sekretaris Prodi Dr Muhammad Thariq M. Ikom.
Dalam perkuliahannya, Dr Habee Bullah membawakan tema “Navigating Stress and Cultivating Creative Problem-Solving Skills”.
Dalam paparannya, Dr Habee Bullah menjelaskan beberapa poin terkait bagaimana kiat memahami stres dalam studi pascasarjana, teknik manajemen stres untuk pascasarjana, menumbuhkan pemecahan masalah yang kreatif dalam penelitian pascasarjana, membangun ketahanan untuk kesuksesan Pascasarjana dan pemecahan masalah kolaboratif dalam proyek Pascasarjana.
Mengawali presntasinya, Dr Habee Bullah mengungkapkan, bahwa studi pascasarjana sering kali disertai dengan peningkatan ekspektasi dan tekanan akademis, termasuk kebutuhan akan penelitian orisinal dan produksi karya ilmiah yang signifikan. Selain itu, menyeimbangkan tugas kuliah, penelitian, dan kemungkinan tanggung jawab mengajar dapat menyebabkan keterbatasan waktu, juga berkontribusi terhadap munculnya stres pada mahasiwa Pascasarjana
“Mahasiswa pascasarjana mungkin mengalami rasa keterasingan selama penelitian intensif atau saat mengerjakan tesis. Tentunya memahami dan mengatasi aspek stres ini sangatlah penting,” ujar Dr Habee Bullah.
Kemudian Dr Habee Bullah mengingatkan tentang dampak stres yang sangat mungkin dialami oleh mahasiswa Pascasarja. Diungkapkannya, stres kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, seperti gangguan pola tidur, kelelahan, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.
“Secara psikologis, stres juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, menyebabkan kecemasan, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi, yang semuanya dapat menghambat kinerja akademik,” jelas Dr Habee Bullah.
Oleh karena itu, kata Dr Habee Bullah, stres ini harus diredakan dengan dua kiat. Pertama, dengan strategi manajemen waktu. “Manajemen waktu yang efektif sangat penting dalam studi pascasarjana. Teknik seperti membuat prioritas, menetapkan tujuan yang realistis, dan membagi tugas dapat mengurangi stres,” tukasnya.
“Kedua, mendorong aktivitas perawatan diri, termasuk olahraga, perhatian, dan hobi, untuk meningkatkan kesejahteraan mental,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dr Habee Bullah menjelaskan tentang pentingnya berpikir kreatif dalam penelitian melalui teknik bertukar pikiran dengan untuk mengeksplorasi beragam ide dan perspektif melalui sesi brainstorming.
“Juga melalui pendekatan interdisipliner, yakni menumbuhkan kreativitas dengan mengintegrasikan wawasan dari berbagai disiplin ilmu ke dalam proyek penelitian,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan tentang kiat pemecahan masalah yang inovatif melalui pemikiran desain, yakni menerapkan prinsip pemikiran desain untuk mendekati tantangan penelitian secara sistematis. Ia juga menekankan pentingnya kemampuan beradaptasi dan pola pikir berkembang dalam menemukan solusi inovatif.
Membangun Ketahanan untuk Kesuksesan Pascasarjana
Dr Habee Bullah kemudian menyampaikan tentang strategi bagaimana membangunan ketahanan untuk kesuksesan menjalani studi di tingkat pascasarjana. Menurutnya, pergeseran pola pikir sangat perlu dipahami mahasiswa pascasarjana, yakni mendorong peralihan dari pola pikir tetap ke pola pikir berkembang, memandang tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.
“Selain itu, penting juga membangun sistem pendukung yang kuat, termasuk penasihat, rekan kerja, dan mentor,” ungkapnya.
Dijelaskannya, pemecahan masalah kolaboratif dalam proyek Pascasarjana itu terkait dengan komunikasi yang efektif yang menekankan peran komunikasi dalam proyek penelitian kolaboratif, memastikan pemahaman bersama tentang tujuan dan tanggung jawab.
“Kemudian perlu juga membekali mahasiswa dengan keterampilan resolusi konflik untuk menavigasi tantangan dalam tim peneliti,” sebutnya.
Tidak hanya itu, Dr Habee Bullah berpesan agar mahasiswaPascasarjana memperkaya wawasan dengan beragam perspektif melalu pendekatan inklusif dan kolaborasi lintas disiplin.
“Pendekatan Inklusif berupa mendorong masuknya beragam perspektif, latar belakang, dan metodologi dalam penelitian untuk meningkatkan kekayaan solusi. Sedangkan Kolaborasi lintas disiplin bertujuan untuk mengatasi masalah kompleks dari berbagai sudut,” jelasnya.
Terakhir, Dr Habee Bullah menyampaikan, bahwa sejatinya mahasiswa pascasarjana harus memiliki beberapa hal, diantra: keterampilan menulis akademik, keterampilan informasi, manajemen referensi, keterampilan teknologi dan keterampilan interpersonal serta komunikasi.
Usai pemaparan materi perkuliahan, tampak sejumlah mahasiswa Mikom UMSU begitu antusias mengajukan pelbagai pertanyaan kritis dan dijawab dengan lugas oleh Dr Habee Bullah. (*)